SEJARAH AGAMA KRISTEN DAN PAKAR AGAMA KRISTEN
Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas Ujian
Tengah Semester (UTS) Perbandingan Agama
Dosen Pengampu
: Imamul Huda,
M.Pd.I
Disusun Oleh :
1. Nayirotul Fadhilah (23010150216)
2. Izzatin Nisa’ (23010150220)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat
limpahan nikmat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Perbandingan
Agama yang berjudul “Sejarah Agama Kristen dan Pakar Agama Kristen”. Penulisan makalah ini disusun berdasarkan kebutuhan
mahasiswa yang tidak hanya kebutuhan dalam proses pembelajaran tetapi juga
diluar pembelajaran.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan berterimakasih
kepada bapak Imamul Huda, M. Pd.I. Selaku pembimbing mata kuliah Perbandingan Agama yang telah memberi banyak pengarahan dan bimbingan sehingga makalah
ini dapat selesai dengan sebaik mungkin.
Sekian dari kami, kami sadar bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang diharapkan, maka dari itu kami
mohon maaf. Sekian terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 14
April 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Judul
Kata Pengantar...................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang.......................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah..................................................................................... 1
C.
Tujuan........................................................................................................ 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Agama Kristen.............................................................................. 2
B.
Pakar
Agama Kristen................................................................................ 5
C.
Aliran-aliran
Agama Kristen..................................................................... 8
D.
Kitab
Suci Agama Kristen........................................................................ 13
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kristen adalah agama yang telah diikuti oleh sebagian umat manusia.
sesuai dengan misi yang dibawanya, agama ini bermaksud membawa umat kepada cita
ketuhanan yang diinginkannya. Dengan demikian, langsung atau tidak, ia telah
mengarahkan perilaku umat manusia kedalam satu kerangka atau sistem tertentu.
Sistem yang dimaksud adalah pemikiran-pemikiran keagamaan atau doktrin-doktrin
agamis.
Agama Kristen
merupakan agama terbesar kedua setelah Islam. Agama ini dibawa oleh Yesus (Nabi
Isa as.). Dalam ajarannya, Yesus memperkenalkan keesaan Tuhan, bukan mengakui
dirinya sebagai tuhan anak, tuhan bapak, apalagi rohul kudus. Namun dalam
perkembangannya, agama ini banyak mengalami perubahan dikarenakan kepentingan
pengikut-pengikutnya yang jahil. Kejahilan, keberanian dan kebebasan
pengikutnya inilah yang melahirkan ajaran-ajaran baru dalam agama Kristen.
Tidak hanya aliran-aliran yang baru, namun mengenai kitab suci mereka ternyata tidak
autentik lagi, mereka menyususun kitab berdasarkan kepentingan tertentu. Kitab
suci yang mereka susun adalah berdasarkan dokumen yang hilang. Kitab suci yang
mereka pakai sekarang pada mulanya bukanlah kitab yang suci, melainkan hanya
sebuah buku yang tidak bermakna.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
sejarah Agama Kristen?
2.
Siapa
pakar agama Kristen?
3.
Apa
saja aliran-aliran dalam agama Kristen?
4.
Apa
kitab suci Agama Kristen?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui sejarah agama Kristen
2.
Untuk
mengetahui pakar agama Krsiten
3.
Untuk
mengetahui aliran-aliran dalam agama Kristen
4.
Untuk
mengetahui kitab suci agama Kristen
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Agama Kristen
Kristen adalah agama yang telah diakui oleh sebagian umat manusia.
sesuai dengan misi yang dibawanya, agama ini bermaksud membawa umat kepada cita
ketuhanan yang diinginkannya. Dengan demikian, langsung ataupun tidak, ia telah
mengarahkan perilaku umat manusia kedalam satu kerangka atau sistem tertentu.
Sistem yang dimaksud adalah pemikiran-pemikiran keagamaan atau doktrin-doktrin
agamis. Pada tingkat akhir, model ini akan memberikan batasan sekaligus
membentuk pola-pola tertentu yang harus diikuti dan tidak terbantahkan.
Demikianlah agama telah menempatkan manusia pada posisi “teratur”. Meskipun
demikian tidak berarti bahwa manusia ditempatkan sebagai “pesaktian agama”.[1]
Kata Kristen merupakan berasal dari bahasa Yunani “cristos” yang
berarti diurapi. Maksudnya Allah mengurapi Yesus untuk menjadi Nabi, Imam, Raja
yang tiada taranya. Istilah agama Kristen adalah suatu nama untuk semua
sekte-sekte agama tersebut, tanpa yang membeda-bedakan apakah Kristen Katholik
atau Kristen Protestan.
Nama lain yang sering digunakan juga ialah “agama Masehi”. Karena
Masehi tersebut diambil dari bahasa Ibrani “Masjiah atau Messias” yaitu
sama dengan “cristos” dalam bahasa Yunani. Kata Cristosatau Messias
adalah nama kehormatan dan jabatan yang menunjukkan tugas atau kewajiban yang
telah dan sedang dilakukan Yesus di dunia dan di surga. Selain itu, sering juga
masyarakat menyebutnya dengan “agama Nasrani”. Kata ini berasal dari kata
Nazaret., nama disebuah kota di propinsi Galila, kira-kira 55 km dari
Yerussalem. Menurut keterangan, di kota itulah Yesus Kristus dilahirkan.
Sebutan Nasrani dan Masehi juga ditemui dalam ayat al-Qur’an,
misalnya dalam Qs. Ali Imran: 45, an-Nisa’: 157, 171-172, al-Maidah: 17, 72,
14, 18, 51, 69, 75, 82, at-Taubah: 30 dan 31, al-Baqarah: 111. 113. 135. 140
dan al-Hajj: 17.[2]
Kristen terpusat pada kehidupan seorang Yesus dari Nazareth. Beliau
lahir di Palestina, mungkin sekitar 4 SM, dan tumbuh besar di Nazareth. Dia
dibaptis oleh seorang nabi, Yohannes, yang menghidupkan agama ini dengan
pernyataannya tentang pengadilan Tuhan yang akan datang. Pada usia awal 30-an,
Yesus terkenal sebagai pengajar yang tabib yang berlangsung antara satu dan
tiga tahun. Selama waktu itu, dia mengundang permusuhan dari beberapa rekan
sebangsanya dan kecurigaan Romawi, yang berujung pada pada penyaliban beliau.[3]
Pemberian nama Kristen ini jelas bukan berasal dari Yesus, bukan
pula dari murid-murid Yesus (Jemaat Asli) di Yerussalem, tetapi penanaman yang
diberikan Paulus kepada jemaatnya di Anthiokia. Dengan demikian, dialah yang
pertama kali membentuk jemaat atau Kristen.[4]
Yesus adalah sosok pencipta keajaiban yang kharismatis dan berada
di dalam tradisi yang merentang jauh sehingga awal sejarah Ibrani. Para nabi
dan peramal atau orang visioner (seer) yang membentuk tradisi itu
menjadi perantara antara dunia sehari-hari, disatu sisi, dan dunia Roh yang
melingkupi dunia sehari-hari itu disisi lain dari dunia ruh, para nabi dan peramal
atau orang visioner mengambil kekuatan yang mereka gunakan untuk membantu orang
sekaligus menggugat tradisi mereka. Kita akan membahas dunia Ruh ini dan
bagaimana Yesus menyerap kekuatan dari sana untuk meringankan penderitaan dan
merintis satu tertib sosial baru.[5]
“Roh
Tuhan ada di dalam diriku.”
Menurut Lukas, Yesus membuka pelayanannya dengan mengutip
pernyataan ini dari Yesasa seraya menambahkan, “sekarang kitab suci telah
disempurnakan.”
Tertib spiritual mendominasi tradisi Alkitab tempat Yesus berada.
Tradisi ini melipiti malaikat dan makhluk-makhluk ghaib lainnya, tapi terpusat
pada Yahweh. Guna menekankan keunggulannya, kaum Yahudi menggambarkan tertib
spiritual itu bermukim dimuka bumi, tapi ini hanyalah gambaran, dua hal ini
tidak terpisah dari segi ruang dan terus menerus berinteraksi. Roh bisa
dikenali. Secara berkala, Yahweh berbicara melalui para nabi, tapi manusia juga
bisa berinisiatif menghubungi Yahweh. Puasa dan menyepi adalah sarana penting
untuk melakukan ini. Selama penjagaan malam mereka, para pencari secara harfiah
menggelamkan diri mereka kedalam roh. Fakta penting untuk memahami karir historis
Yesus adalah bahwa dia persis berada di dalam tradisi para mediator yang sudah
dipenuhi Roh ini. Yohanes, yang membaptis Yesus, adalah penghulu langsungnya
dalam tradisi ini.[6]
“Dengan
Roh Tuhan aku mengusir para iblis”
Kaum Yahudi menerima secara penuh betapa unggulnya roh dibandingkan
alam. Sosok-sosok yang dipenuhi Roh sebagaimana ada didalam Alkitab adalah
sosok-sosok yang memiliki kekuatan. Mengatakan bahwa mereka itu kharismatis
sama dengan mengatakan mereka memiliki
kekuatan untuk menarik perhatian orang. Akan tetapi, alasan mereka menarik
perhatian adalah kekuatan luar biasa yang mereka miliki vis-Ã -vis alam.
Alkitab berulang kali menggambarkan mereka “dipenuhi dengan kekuatan Roh.”
Mereka menyembuhkan penyakit, mengusir iblis, dan kadang menghalau badai, membelah
air, dan membangkitkan kembali orang mati. Injil menisbahkan kekuatan-kekuatan
ini kepada Yesus.
“Datanglah
kerajaan-Mu ke bumi”
Secara politik, posisi orang Yahudi dimasa hidup Yesus adalah
posisi terpingkirkan. Mereka menghamba kepada Roma selama sebagian besar abad dan
bersamaan dengan hilangnya kemerdekaan mereka, mengalami penderitaan yang
hampir tak tertangguhkan.[7]
Kedalam kancah politik inilah Yesus memperkenalkan perubahan. Tidak
seperti orang Esensi, Yesus membumi di dunia. Tidak seperti pendukung
pemberontakan bersenjata, Yesus mendakwahkan perdamaian dan mendorong untuk
mencintai bahkan pihak musuh. Yesus lebih dekat ke orang Farisi karena
perbedaan diantara mereka hanyalah dari segi penekanan. Orang Farisi menkankan
kekudusan Yahweh, sementara Yesus menekankan kasih sayang Yahweh.[8]
Gerakan kekristenban pertama kali terjadi dalam agama Judaisme.
Seperti semua agama yang mengikuti sejarahnya sampai ke pribadi para pendiriya,
agama ini berkembang dari awal yang sangat kecil, namun doktrinnya begitu
alami, dimana jika didukung dengan keadaan yang baik, maka ajarannya itu akan
berhasil menyebar ke luar umat penganut Judaisme, yaitu kepada seluruh umat
manusia dibelahan dunia.[9]
B.
Pakar Agama Kristen
1.
Paulus
Paulus adalah seorang Yahudi dari
Tarsus, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin. Dalam pendiriannya terhadap
kitab Taurat, Paulus adalah seorang Farisi, yang terkenal Ortodoks dan
fundamentalis.[10]
Paulus adalah seorang rasul yang
mempunyai peranan besar dalam penyiaran agama Kristen. Ia berasal dari Tarsus
di Sisilia, tapi juga orang Yahudi sebagimana halnya Petrus. Dalam sejarah
hidupnya disebutkan bahwa ia menyiarkan agama Kristen karena mendapat wahyu
dari Tuhan, sekalipun ia bukan murid Yesus dan belum pernah berjumpa dengan
Yesus. Paulus bekerja sampai ke Yunani dan Eropa. Ia bekerja dikota-kota
provinsi dan membentuk jemaat gereja. Ajaran Paulus yang di anggap baru ialah
anggapan bahwa Yesus adalah Kristus atau Tuhan. Paulus meninggal dunia dalam
tahun yang sama dengan Petrus, yaitu 67 M, kedua-duanya di Roma.[11]
Ketika paulus tiba di Roma, ia dalam
keadaan dirantai. Kisah para Rasul pada bagian penutupannya menyatakan bahwa
akhirnya Paulus mendapat kelonggaran untuk menjadi tahanan rumah di sebuah
rumah sewaan. Disana ia dapat menerima tamu dan mengajar mereka.[12]
Pernyataan berikutnya yang cukup
menggoda adalah siapa yang mengangkat Paulus menjadi Rasul? Allahkah? Yesuskah?
Atau, para jemaat awal dari Yerussalem? Atau, Paulus sendiri yang
meproklamasikan diri sebagai Rasul? Jelas bukan jemaat awal di Yerussalem yang
mengangkat Paulus sebagai Rasul, karena mereka korban pembantaian Paulus. Jelas
bukan pula Yesus, karena Yesus belum pernah bertemu muka secara langsung dengan
Paulus semasa hidup-Nya. Pengakuan sepihak Paulus sebagai Rasul adalah
benar-benar pertnyataan pribadi Paulus, bukan nubuat, bukan pula gelaran dari
jemaat awal di Yerussalem.[13]
Michel H. Hart, seorang ilmuan
terkemuka Amerika Serikat, secara lugas mengatakan bahwa Pauslah yang
sesungguhnya pendiri agama Kristen. Paulus dianggap bertanggung jawab atas
keseluruhan ajaran teologis Kristen. Pauslah yang mendirikan jemaat Kristen
yang berbeda dengan jemaat awal di Yerussalem. Dia pula yang merumuskan dasar
keyakinan Kristen dan yang menulis sebagian isi kitab Perjanjian Baru adalah
karangan Paulus, maka secara keseluruhan ajaran Kristen bersumber dari ajaran
Paulus.[14]
2.
Yustinus
Martir
Filosuf muda itu berjalan-jalan
sepanjang pantai, dengan pikirannya yang aktif, selalu aktif mencari kebenaran
baru. Ketika berjalan-jalan, ia bertemu dengan seorang Kristen. Yustinus
tersentak melihat wibawa dan kerendahan hati orang tersebut. Orang itu mengutip
nubuat Yahudi yang menunjukkan bahwa cara-cara orang Kristen itulah yang benar,
dan Yesus adakah pernyataan Allah yang sesungguhnya.
Peristiwa itulah yang menjadi titik
balik Yustinus. Dengan merenungkan tulisan-tulisan Taurat, membaca injil dan surat-surat
Paulus, maka ia pun menjadi orang Kristen sejati. Selama sisa hidupnya, lebih
kurang tiga puluh tahun lamanya, ia mengadakan perjalannan, melakukan pekabaran
Injil dan menulis.
Dalam banyak hal, kehidupan Yustinus
mirip dengan kehidupan Paulus. Rasul ini adalah orang Yahudi (Tarsus),
sedangkan Yustinus adalah orang bukan Yahudi
(Sikhem kuno). Keduanya terpelajar dan tangguh beragumentasi untuk meyakinkan orang-orang Yahudi dan bukan
Yahudi akan kebenaran Kristus. Keduanya mati syahid di Roma karena keyakinan
mereka.[15]
3.
Augustinus
Aurelius Augustinus, yang lebih
dikenal sebagai Augustinus. Lahir pada tahun 354, di Tagaste, ibunya bernama
Monica adalah seorang Kristen yang saleh. Ayahnya bernama Patricus, seorang kafir,
pejabat Romawi.[16]
Walau Augustinus sudah cukup dalam
menjalani hidupnya sebagai biarawan, namun reputasinya sebagai seorang Kristen
yang cerdas menyebar. Pada tahun 391 ia didesak untuk ditahbiskan menjadi imam.
Ia menjadi uskup disebuah kota bernama
Hippo di Afrika Utara pada tahun 395. Augustinus tidak hanya menentang
ajaran sesat, ia juga menulis perjalanan rohaninya sendiri dalam bukunya Confessions,
yang boleh jadi merupakan autobiografi pertama.
Karena ajaran Augustinus sudah
begitu mendasar bagi kekeristenan, kita tidak menyadari orisininya ia pada
masanya. Pemikiran telah meresap sampai pada para teolog Katholik dan
Protestan. Luther dan Calvin acapkali menyitirnya, mereka menyukai tekanannya
pada rahmat Allah dan ketidak mampuan manusia untuk menyelamatkan dirinya
sendiri.[17]
C.
Aliran-aliran Agama Kristen
Tiga aliran utama dalam agama Kristen yaitu: Katholik Roma,
Ortodoks Timur, dan Protestan.
1.
Katholik
Roma
Kata Khatolik yaitu berasal dari
bahasa Yunani “Katholikos” yang berarti ajaran yang tersebar keseluruh
dunia atau dapat diterima diseluruh dunia. Bisa juga berarti nama dari ajaran
gereja yang berarti nama dari ajaran gereja yang benar atau kepercayaan Ortodoks
sebagai lawan dari ajaran-ajaran (bid’ah). Bila dikaitkan dengan gereja bisa
berati: perkembangan gereja itu merupakan pertanda kebenaran ajaran para Rasul
selain bahwa gereja bersifat “universal”.[18]
Hingga 13 M, Gereja berjuang melawan
persekusi kerajaan Romawi . tahun itu, Kristen diakui secara hukum dan
mendapatkan hak-hak yang setara dengan agama-agama lain di Kerajaan Romawi.
Sebelum abad berakhir, tepatnya pada 380 M, Kristen menjadi agama resmi
kerajaan Roamawi. Terlepas dari beberapa perpecahan kecil, Kristen tetap
menjadi satu lembaga tunggal hingga 1054. Namun pada saat itulah Kristen
terbagi menjadi Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Katholik Roma.[19]
Konsep Gereja sebagai Otoritas pada
akhirnya membuahkan doktrin “Paus tidak dapat bersalah”. Setiap bangsa memiliki
penguasannya, apakah itu perdana menteri, raja, atau presiden. Kepala gereja
didunia adalah Paus, penerus bagi Santo Petrus didalam keuskupan Roma. Doktrin
“Paus tidak dapat bersalah” menyatakan bahwa apabila Paus sudah berbicara
secara resmi mengenai masalah-masalah keimanan dan moral, Tuhan akan mlindungi
Paus dari kesalahan.[20]
Gereja juga mengakui bahwasannya
tujuan meisah bukan hanya penyelamat bagi yang lemah, tapi juga harus tampil
sebagai sosok pemimpin yang kuat, militant dan berkuasa. Sejak saat itu hingga
seterusnya, pendiri agama Kristen bukanlah
Yesus Kristus yang ada sejak abad pertama, melainkan Paulus dan
Konstantain yang Agung, yang pada abad ke empat meletakkan dasar-dasar teologis
sekaligus mendirikan bangunan agama Kristen yang kita kenal sampai saat ini.
Eusbius juga yakin pada Konstantin yang berlagak setengah dewa dan dia juga
percaya bahwa Konstantin benar-benar Rasul ketiga belas.[21]
Konstantin sendiri baru dibaptis
menjelang kematiannya tahun 337 M. sebelumnya dia menginginkan agar dapat
dibaptis disungai Jordan, tetapi kondisinya tidak memungkinkan, niat itu
kemudian diurungkan. Untuk acara pembaptisan tersebut dia melepaskan jubah
kerajaannya yang berwarna ungu dan mengenakan pakaian putih sebagai lambang
orang baru.
Ada juga anggapan bahwa peran
Konstantin besar Paulus sehingga Konstantin pun dianggap sebagai pendiri agama
Kristen. Karena itu, dapat dikatakan bahwa Paulus sebagai pendiri agama
Kristen, sedangkan Konstantin pendiri agama Katholik. Peran Konstantin dalam
evolusi tahap kedua dari ajaran Kristen ditunjukkabn dengan perubahan-perubahan
besar dan fundamental sebagai berikut:[22]
a.
Keberhasilan
dan kesuksesan Konstantin medirikan agama Katholik yang merupakan fusi
(gabungan) dari agama Kristen Paulus dengan paganisme Romawi, yaitu Sol
Invictus dan Mitharaisme.
b.
Konstantin
mengubah hari besar Kristen dari sabtu menjadi minggu.
c.
Kontantin
mengubah perayaan Natal, dari tanggal 6 Januari menjadi tanggal 25 Desember.
d.
Konstantin
membuat dan menetapkan Injil Perjanjian baru umat Katholik. Hal itu dimulai
dengan menulis dan menyeleksi penulisan sejarah Yesus sesuai dengan arahnya.
Hasilnya adalah kitab suci Injil Perjanjian Baru. Saat yang sama, ia memusnahkan
naskah-naskah lain yang tidak sejalan dengan perjan jian Baru versi Konstantin.
e.
Konstantin
menyelenggarakan Konsili Nicea yang telah melahirkan doktrin Trinitas,
menetapkan Yesus sebagai anak Allah, Putra Tuhan, yang sehakikat dengan Tuhan
Bapa.
f.
Konstantin
mendirikan imperium Katholik lewat institusi Kepausan.
g.
Kesuksesan
Konstantin mengupas faksi-faksi lain dalam Kristen yang tidak sesuai ajaran
pokok-pokok, ajaran yang telah ditetapkannya, misalnya pengikut Arius dan
pengikut Barnabas (yang tetap berpegang pada injil Barnabas).
h.
Konstantin
memindahkan pusat kekaisaran ke Romawi Timur dengan ibukota Konstantinopel
sekaligus menyatukannya dnegan Romawi Barat dalam satu imperium besar Romawi.[23]
Sepuluh perintah Allah dalam gama
Katholik merupakan inti dari ajaran Tuhan yang pernah diterima Isa dibukit
Sinai yang termaktub dalam Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Adapun
rumusan sepuluh perintah Allah yang sering biasa dikenal dengan Ten
Commandement menurut Gereja Katholik sendiri adalah sebagai berikut:
a.
Janganlah
memuja berhala berbaktilah kepada-Ku saja, dan cintailah aku dari segala
sesuatu;
b.
Jangan
menyebut nama Allah, Tuhanmu tidak dnegan hormat;
c.
Kuduskanlah
hari Tuhan;
d.
Hormatilah
ibu bapakmu;
e.
Jangan
membunuh;
f.
Jangan
membuat cabul;
g.
Jangan
mencuri;
h.
Jangan
bersaksi dusta terhadap sesamamu manusia secara tidak adil;
2.
Ortodoks
Timur
Gereja Ortodoks Timur terpisah
secara resmi dengan Gereja Romawi pada tahun 1054 M. Setiap pihak saling
menyalahkan atas perpecahan ini. Karena sudah lama sama-sama selama lebih dari
separo sejarah mereka, keduanya memiliki banyak persamaan daripada perbedaan.
Mereka menghormati sekremen-sekremen yang sama dan memiliki niatan yang sama
terkait Otoritas pengajar meskipun ada dua perbedaan. Perbedaan pertama terkait
jumlah. Gereja Timur memandang lebih sedikit masalah untuk ditentang. Hanya
masalah yang disebut dalam kitab suci yang perlu dihadapi, dan hanya tujuh kali
di dalam tujuan Dewan Oikumenis. Jadi, disatu sisi Gereja Katholik Roma
memandang positif pernyataan-pernyataan Yesus dalam bentuk cerita (mengenai api
penyucian, pengampunan dosa, mengandungnya bunda Maria dengan tanpa dosa,
asumsi mengenai sosok bunda Maria, dan yang serupa). Gereja Katholik menganggap
pernyataan-pernyataan itu sebagai “perkembangan” doktrin. Di sisi lain, Gereja
Ortodoks Timur pernyataan-pernyataan itu
sebagai “tambahan” yang boleh saja didorong oleh umat Nasrani, tapi
bukan lantas menjadi kewajiban.[25]
Selain perbedaan mengenai jumlah dogma
yang dianggap pas, kedua Gereja ini berbeda dari segi pembentukan dogma-dogma
tersebut. Kita telah melihat bahwa Gereja Roma berpendapat bahwa dogma-dogma
itu pada hakikatnya disampaikan melalui Paus. Sementara itu, karena tidak
memiliki Paus, Gereja Timur beranggapan bahwa kebenaran dari Tuhan diungkapkan
melalui kesadaran Gereja, satu frasa yang merujuk pada consensus atau
kesepakatan Kristen consensus ini perlu difokuskan dan itulah tugas dewan atau
konsilli. Tujuh kali semuanya sebelum perpecahan Timur atau Barat para uskup Gereja
secara keseluruhan berkumpul didalam konsili Oikumenis dimana Roh Kudus
melindungi putusan kolektif mereka dari kesalahan. Namun dari sudut pandang
Timur, pemikiran umat Kristen secara jumlah yang (pada hakikatnya) dilindungi
oleh Roh Kudus dari kesalahan. Sebab, para uskup sekedar melaporkan kepada
konsili mengenai pandangan-pandangan dari jemaat mereka.[26]
Gereja Timur aktif mendorong anggota-anggotanya
untuk mengambil inisiatif menuju kehidupan mistik. Dari masa-masa sangat awal
ketika gurun-gurun pasir didekat Antioch dan Alexandria dipenuhi para pertapa
yang mencari pencerahan, upaya mistik menempati posisi lebih menonjol dalam
hidup. Saat dunia supranatural bersinggungan dengan dunia inderawi secara
menyeluruh, umat Nasarni secara umum harus menjadikan perkembangan kemampuan
untuk mengalami secara ekstansi keagungan dari kehadiran batiniah Tuhan sebagai
bagian dari kehidupan mereka.[27]
Selama kepercayaan terus menyalakan
api devosi dan komitmen serta perasaan kehadiran ilahi, kita dapat merasa pasti
bahwa kepercayaan semacam itu adalah Ortodoks. Dalam mengikuti dan meneladan
Yesus, orang-orang Kristen mengenal dia dan percaya kepada-Nya secara benar.[28]
3.
Protestan
Protestan adalah sebuah madzhab
dalam agama Kristen. Madzhab atau dominasi ini muncul setelah protes Martin
Luther pada 1517 dengan 95 dalilnya. Kata protestan sendiri diaplikasikan
kepada umat Kristen yang menolak ajaran maupun otoritas Gereja Katholik.[29]
Reformasi bermula dari seorang tokoh
bernama Marthin Luther (1483-1546). Luther sebagai seorang rahib sekaligus
seorang doktor teologi yang memiliki kecerdasan berpikir tentu tidak seperti
orang kebanyakan, yang menerima begitu saja semua apa yang dikatakan Paus di
Roma.[30]
Sebab musabab yang membuahkan
perpisahan didalam tubuh Katholik pada abad ke-16, perpisahan yang melahirkan
Protestanisme, bersifat rumit dan masih menjadi perdebatan. Ekonomi, politik,
nasionalisme, individualisme Renaissance, dan meningkatnya perhatian terhadap
penyalahgunaan gerejawi, semuanya diperhitungkan sebagai faktor, tapi sebab
dasarnya adalah konsepsi baru mengeani Kristen muncul. Dua ciri utamanya adalah
pembenaran karena iman dan prinsip Protestan.[31]
Pemberhalaan tidaklah terbatas pada
penyembahan berhala. Melainkan, bisa mencakup tindakan kita memberikan
kehidupan kita pertama-tama dan terutama kepada sesuatu didunia fana. Ini
karena segala sesuatu didunia fana itu terbatas. Artinya, berhala tidak bisa membalas
investasi tak terbatas yang ditanamkan kepada diri mereka. Ini tampak jelas
jika dinyatakan secara abstrak, tetapi tetap tidak menghalangi orang menjadi
“pabrik berhala” sejati, sebagaimana dikatakan Luther. Di masa-masa Alkitab,
pabrik ini memproduksi sapi emas dan patung berhala. Namun saat ini,
berhala-berhala yang dihasilkan pabrik ini adalah seperti seks atau kesuksesan,
diri sendiri, atau ideologi.
Agama tidaklah kebal dari pemberhalaan.
Umat protestan menganggap dogma tidak bisa bersalahnya Paus bila berbicara soal
moral atau ajaran Kristen sebagai pemberhalaan. Sebab, dogma ini menjadikan
kebal kritik opini-opini yang karena disalurkan lewat pikiran manusia,
sebetulnya tidak pernah sepenuhnya bisa lepas dari keterbatasan dan kekeliruan.
Pemberhalaan utama Protestan adalah pemujaan Alkitab secara berlebihan sehingga
dianggap sebagai benda suci pengganti Allah.[32]
D.
Kitab Suci Agama Kristen
Agama Kristen mengakui bahwa mereka juga mempunyai kitab suci yang
sebagaimana diyakini sebagai sumber atau pandangan hidup mereka. Kitab suci
agama Kristen yaitu “Kitab Injil” atau “Bibel” yang terdiri dari
Pejanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Kata Bible berasal dari bahasa Yunai (greek) yang
diserap kedalam beberapa bahasa dunia melalui bahasa Latin atau Perancis. Kata
ini merupakan bentuk plural dari kata biblion atau biblos yang
berarti buku. Maka lain dari kata bible adalah buku yang mempunyai
otoritas atau karya sastra yang unggul, batu kecil yang suci atau penggiling
batu. Sedangkan Bible (dengan ‘B’ besar) berarti buku yang berisi
catatan atau tulisan suci dari agama-agama.[33]
Sedangkan Alkitab merupkan bahasa Arab yang berarti catatan atau
sesuatu yang ditulis. Karena yang digunakan untuk menunjukkan catatan suci maka
Alkitab berarti juga “buku yang terpenting” , karena isinya wahyu ilahi.
Alkitab berarti juga kitab suci. Dalam agama Kristen Alkitab juga berarti sabda
Allah (ahli kitab) dalam pengertian umumnya, tetapi sebagai agama sabda Allah
yang pribadi dalam Yesus.
Orang Kristen serti bertanya: “Dalam al-Qur’an tersebut bahwa orang
Islam mesti percaya kepada nabi-nabi Adam, Ibrahim, Musa, dan juga Isa”. Apa
sebab kamu tidak mau turut kita punya Injil? Apabila orang Islam menjawab Injil
yang ada sekarang ini sudah tidak suci dari perbuatan-perbuatan manusia, orang
Masehi tidak mau ambil keterangan-keterangan yang berasas al-Qur’an.[34]
The Bible bukan
merupakan buku tunggal tapi merupakan koleksi dari sejumlah buku dan surat.
Bible dibagi dua bagian utama. Pagian pertama merupakan bagiaan terbesar
disebut “The Old Testaamet” yang menghimpun beberapa peristiwa sebelum
dan sampai Yesus Kristus lahir. Bagian kedua merupakan bagian terkecil disebut
“The New Testament” yang merekam kehidupan dan pengajaran Yesus dan
murid-murid atau Rasulnya.[35]
1.
Perjanjian
Lama (PL)
Istilah Pejanjian Lama adalah nama
yang diberikan oleh umat Kristen pada kitab Yahudi sebelum kedatangan Yesus
(kitabnya sendiri tak pernah menyebut dirinya Perjanjian Lama.[36] Agama Kristen
lahir ditengah-tengah bangsa dan agama Yahudi. Orang-orang Kristen meskipun
tidak sepenuhnya mengikuti ajaran Taurat, kitab bangsa Yahudi, namun mereka
mengikuti sebagai sumber agamanya. Hal ini menjadikan hubungan Kristen dengan
Yahudi memperlihatkan dua corak, continuity dan discontinuity. Continuity
karena Isa adalah adalah putra Yahudi. Sedangkan discontinuity karena banyak
dari ajaran terutama dalam hukum dan ketuhanan tidak sejalan lagi dengan
Taurat.[37]
Masa penulisannya menghabiskan waktu
lebih dari sembilan abad, dimulai dari abad XI SM. Perjanjian Lama dalam bahasa
aslinya ditulis dengan bahasa Ibrani dan bahasa Arami. Perjanjian Lama dalam
bahasa Yunani, satu-satunya kitab yang mereka miliki, disebut Sabtuaginta dan
Septante yang berarti 70 atau atau 72 orang yang biasanya dilambangkan dengan
LXX.[38]
Perjanjian Lama terdapat
bagian-bagian kitab suci yang tidak termasuk kitab suci sehingga dihilangkan
oeh kalangan Protestan., diantaranya adalah kitab Yudith, Tobit, Makabe I,
Makabe II, Kebijaksanaan, Putra Sirakh, Barukh, Yaremia, Esther, Daniel. Kitab
Apokrib yang tidak diakui sebagai Injil resmi, baik oleh Katholik maupun
Protestan, adalah kitab Esra I, Makabe III,
Makabe IV, dan Mazmur-mazmur Salomo.[39]
Perjanjian lama terdiri dari 39
kitab dan satu surat (surat Amthal Sulaiman) dengan rincian sebagai berikut: Kitab
sejarah ialah kitab musa yaitu Kejadian, Keluaran, Imamad, Bilangan dan
Ulangan, dan kitab kisah para Rasul dan mulai Yosua sampai Ester, 12 kitab
Profetis yaitu mulai dari Hosea sampai Molekhi, dan 13 kitab puisi-puisi keagamaaan
dan kasusastraan mengenai kebijaksanaandan mulai Ayub sampai Syi’rul Asyar.
2.
Perjanjian
Baru
Perjanjian baru merupakan hasil
kreasi seelah masa Yesus, yaitu mulai abad 11 M. ketika gereja Kristen mulai
mengumpulkan catatan-cataatn dokumenter mengenai dunianya yang akan dijalankan
PB antara Alah dan manusi. Fase ini ditandai dengan masa pemisahan Kristen dari
agama Yahudi dan Yahudi-Kristen.[40]
Injil Perjanjian Baru ditulis dalam
kurun waktu yang sangat panjang, kurang lebih 300 tahun setelah wafatnya Yesus.[41] Empat injil kronik itulah yang dipercaya sebagai injil yang paling
benar-benar Injil yang ada sebelumnya dengan sendirinya ditolak. Adapun empat
injil tersebut adalah Markus, Matius, Lukas, dan Yohanes.[42]
a.
Markus
Injil Markus merupakan injil yang paling tua dibandingkan dengan
injil lainnya. Ia merupakan orang yang pertama yang memberi kerangka informasi
mengenai Yesus. Penulis Injil ini adalah Yohanes yang bergelar Markus (Yohanes
Markus).
Selama tinggal di Mesir, ia sering berkunjung ke Roma dan berteman
dengan Petrus dan sebagai kolektor khutbahnya (1 Ptr: 15: 13). Di Roma itulah
ia menulis Injil atas permintaan jemaah Roma. Dari latar belakangnya, maka Injil
ini ditulis bukan bagi orang-orang Yahudi tapi non Yahudi. Injil ditulis antara tahun 55-60 M dalam
bahasa Yunani yang sumber pokoknya adalah khtbah-khutbah di Kaesarea dan
pengajaran Petrus. Dalam Injilnya, ia menekankan pribadi Kristus sebagai hamba
Tuhan, Anak Manusia (Mrk. 8 : 27-31), Nabi (Mrk. 6 : 4), dan Messiah (Mrk. 8 : 2) serta ia tidak mengakui
ketuhanannya, meskipun ia juga memperkenalkan Yesus sebagai Anak Allah (Mrk. 1
:1).[43]
b.
Matius
Penulis injil ini adalah Rasul Matius, salah seorang dari 12 murid
Isa. Matius merupakan murid Isa yang giat melakukan misi setelah Isa naik ke
langit. Ia menghabiskan hidupnya ditengah-tengah masyarakat Yahudi, sehingga ia
pun menulis Injilnya dalam bahasa mereka, yakni Ibrani atau Syria (dimana ia
pernah tinggal).
Mengenai kapan Injil ini ditulis, para ahli berbeda pendapat.
Tetapi terdapat yang popular adalah bahwa Injil ini ditulis setelah hancurnya
Yerussalem (Baitul Maqdis) dan setelah Injil Markus atau sekitar tahun 70 M.
sumber Injil Markus dan Lukas serta sekumpulan cerita dari mulut ke mulut yang
sampai ke Matius. Dalam Injil ini, Isa ditekankan sebagai Raja dan dipanggil
dengan sebutan “Tuan” (Mat. 5-6), anak manusia, dan mesias (Mat: 16 : 15-17).[44]
c.
Lukas
Injil Sinoptis ketiga adalah Injil Lukas. Menurut pendapat umum, ia adalah seorang
dokter yang selalu menyertai Petrus. Ia lahir di Antiokia, bukan dari kalangan
Yahudi bukan termasuk dalam 12 murid Isa.
Lukas menulis Injilnya sekitar tahun 80-90 M, sekitar satu
dasawarsa setelah hancurnya Yerussalem. Ia menulis Injilnya dalam bahasa
Yunani. Dalam menulis Injilnya, Lukas menjadikan Markus sebagai dasarnya dan
sumber lain yang disebut dengan sumber Q. dalam Injil ini, Yesus, disamping
disebut sebagai anak manusia, Mesias dari Allah (Luk. 9: 20) juga sebagai Tuhan
dan juru selamat.[45]
d.
Yohanes
Rangkaian keempat dari PB adalah Injil Yohanes. Dibandingkan dengan
Injil Sinoptik lainnya, Injil ini ditulis paling akhir, namun menempati posisi
paling penting dalam keimanan Kristen. Sebab dalam injil inilah menurut
pengakuan Kristen, terdapat pernyataan mengenai kethuhanan Isa yang tidak
dijumpai dalam Injil sebelumnya. Karena perbedaan ini, ada yang berpendapat
bahwa penulis Injil Yohanes ini tidak mengenal Injil Sinoptik dan surat-surat
Paulus.[46]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Kristen terpusat pada kehidupan seorang Yesus dari Nazareth. Beliau
lahir di Palestina, mungkin sekitar 4 SM, dan tumbuh besar di Nazareth. Dia
dibaptis oleh seorang nabi, Yohannes. Pemberian nama Kristen ini jelas bukan
berasal dari Yesus, bukan pula dari murid-murid Yesus di Yerussalem, tetapi
penanaman yang diberikan Paulus kepada jemaatnya di Anthiokia.
Agama Kristen itu mempunyai banyak pakar tokoh seperti Paulus,
Yustinus Martir, Augustinus dan masih banyak lagi. Paulus adalah seorang tokoh
dari bangsa Israel. Ia seorang rasul yang mempunyai peranan besar dalam
penyiaran agama Kristen. Sedangkan Yustinus Martir kehidupannya seperti Paulus
keduanya Ia mati syahid. Sedangkan Augustinus ia adalah seorang biarawan.
Agama Kristen mempunyai tiga aliran dalam beragama. yaitu terdiri
dari Katholik Roma, Ortodoks Timur, dan Protestan. Yang ketiga-tiganya
mempunyai banyak persamaan dan perbedaan, dan disetiap aliran mempunyai tokoh
tersendiri-sendiri.
Agama Kristen juga mempunyai suci yang mana dijadikan sebagai pedoman
hidup orang-orang Kristen. Nama kitab Agana Kristen sendiri yaitu kitab Injil
atau Bible. Bible tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Lama
(PL), dan Perjanjian Baru (PB). Dalam Perjanjian Baru itu mempunyai empat kitab
Injil, diantaranya: Markus, Matius, Lukas, dan Yohanes.
[1]Ajat sudrajat, Etika
Protestan dan Kapitalisme Barat Relevansinya dengan Islam Indonesia,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 13.
[2]Jirhanudin, Perbandingan
Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 105-106.
[3]Huston Smith, Agama-agama
Manusia Edisi Bergambar, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2015), hlm. 355.
[4]Ananias, Revolusi
Kristen, (Yogyakarta: Gelanggang, 2008), hlm. 69-70
[6]Ibid.,
hlm. 356.
[9]Allan Menzies, Sejarah
Agama-agama, ( Yogyakarta: Grup Relasi Inti Media, 2014), hlm. 471.
[10]Ananias, Op.
Cit., hlm. 58.
[11]Djam’annuri, Agama
Kita: Prespektif Sejarah Agama-Agama, (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta,
2002), hlm. 81.
[12]Kenneth Curtis,
dkk, 100 peristiwa penting dalam sejarah Kristen, Tearjamah, (Jakarta: Gunung
Mulia), hlm. 1.
[13]Ananias, Op.
Cit., hlm. 58.
[15]Kenneth Curtis,
Op. Cit., hlm. 5.
[18]Mudjahid Abdul
Manaf, Sejarah Agama-agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm.
95.
[19]Huston Smith, Op.
Cit., hlm. 386.
[21] Ananias, Op.
Cit., hlm. 259-260.
[22]Ibid.,
hlm. 260.
[23]Ibid.,
hlm. 260-261.
[24]Abdullah Ali, Agama
dalam Ilmu Perbandingan, (Bandung: Nuansa Aulia, 2007), hlm. 134.
[25]Huston Smith, Op.
Cit., hlm. 392.
[28]Paul F.
Knitter, Menggugat Arogansi, Kekristenan, (Yogyakarta: Kansius, 2005,), hlm.
135.
[29]Nina Karina
Setyo Andayani dan Retno Sasingkowati, History Of The World Sejarah Dunia
Kuno dan Modern, (Yogyakarta: Indoliterasi, 2015), hlm. 25.
[30]Ajat Sudrajat, Op.
Cit., hlm. 14.
[31]Huston Smith, Op.
Cit., hlm. 396.
[33]Waryono Abdul
Ghafur, Kristologi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 75.
[34]M. Natsir, Islam
dan Kristen di Indonesia, (Jakarta: Media Da’wah, 1983), hlm. 18.
[36]Ananias, Op.
Cit., hlm. 10.
[37]Waryono Abdul
Ghafur, Op. Cit., hlm. 77.
[39]Ananias, Op.
Cit., hlm. 9-10.
[40]Waryono Abdul
Ghafur, Op. Cit., hlm. 81.
[41]Ananias, Op.
Cit., hlm. 8.
[42]Waryono Abdul
Ghafur, Op. Cit., hlm. 85.
DAFTAR PUSTAKA
Ananias. 2008. Revolusi Kristen. Yogyakarta: Gelanggang.
Andayani Setyo,
Karina Nina dan Sasongkowati, Retno. 2015. History Of The World Sejarah
Dunia Kuno dan Modern. Yogyakarta: Indoliterasi.
Curtis, A. Kenneth,
dkk. 2012. 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, Tarjamah. Jakarta:
Gunung Mulia.
Djam’annuri.2002
Agama Kita: Prespektif Sejarah Agama-agama. Yogyakarta: Kurnia Kalam
Semesta.
Ghafur, Waryono Abdul. 2006. Kristologi Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Jirhanudin. 2010. Perbandingan Agama. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Knitter, Paul F. 2005. Menggugat Arogansi Kekristenan.
Yogyakarta: Kansius.
Manaf, Mudjahid
Abdul. 1996. Sejarah Agama-agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Menzies, Allan.
2014. Sejarah Agama-agama. Yogyakarta: Grup Relasi Inti Media.
Natsir, M.
1983. Islam dan Kristen di Indonesia. Jakarta: Media Da’wah.
Smith, Huston.
2015. Agama-agama Manusia Edisi Bergambar. Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta.
Sudrajat, Ajat.
1994. Etika Protestan dan Kapitalisme Barat Relefansinya dengan Islam
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara